Advertisement

Cegah Remaja Terjerumus Gengster: Peran Keluarga dan Sekolah Jadi Kunci

Cegah Remaja Terjerumus Gengster

LintasIndo.id – Nasional. Fenomena keterlibatan anak muda dalam aksi gangster kian menjadi perhatian masyarakat. Beberapa kota di Indonesia melaporkan adanya kelompok remaja yang terlibat tawuran dan tindak kekerasan. Pakar pendidikan menegaskan, langkah preventif perlu diperkuat agar generasi muda tidak terseret ke perilaku kriminal yang merugikan diri sendiri maupun lingkungan.

Menurut Dr. Rudi Hartono, pemerhati pendidikan dan remaja, faktor utama yang mendorong anak-anak muda bergabung dengan geng sering kali berakar pada pencarian identitas, tekanan teman sebaya, dan kurangnya perhatian di lingkungan keluarga. “Remaja membutuhkan tempat untuk diterima. Jika keluarga dan sekolah gagal memberikan ruang aman dan dukungan emosional, mereka mencari pengakuan di luar, termasuk di kelompok negatif,” ujarnya saat dihubungi LintasIndo.id, Senin (23/9).

Penyebab yang Perlu Diwaspadai

  1. Kurangnya Komunikasi Keluarga. Remaja merasa tidak dipahami atau tidak punya ruang bercerita.

  2. Lingkungan Sekitar yang Rentan. Area rawan tawuran atau minim kegiatan positif bisa memicu keterlibatan.

  3. Pengaruh Media Sosial. Tren negatif yang diviralkan dapat menormalisasi perilaku kekerasan.

Solusi untuk Orang Tua dan Guru

  • Perkuat Komunikasi Emosional. Orang tua disarankan untuk menyediakan waktu rutin berbicara dengan anak tanpa menghakimi, agar remaja merasa dihargai dan didengarkan.

  • Bangun Kegiatan Ekstrakurikuler Positif. Guru dan sekolah bisa mendorong klub olahraga, seni, atau komunitas sosial untuk menyalurkan energi dan bakat remaja.

  • Berikan Edukasi tentang Konsekuensi Hukum. Pembelajaran di sekolah dan diskusi keluarga tentang bahaya kriminalitas dapat membuka wawasan remaja.

  • Kolaborasi Komunitas dan Aparat. Melibatkan tokoh masyarakat, pihak kepolisian, dan organisasi pemuda untuk mengadakan penyuluhan dan program pencegahan.

  • Pantau Aktivitas Digital Anak. Tanpa mengganggu privasi berlebihan, orang tua dapat memantau tren yang diikuti anak-anak di media sosial dan mengarahkan ke konten positif.

Peran Masyarakat dan Pemerintah

Pemerintah daerah dan komunitas lokal juga diharapkan menyediakan fasilitas publik aman, lapangan olahraga, dan ruang kreatif bagi anak muda. “Remaja butuh kegiatan produktif yang menumbuhkan rasa bangga tanpa kekerasan. Jika lingkungan mendukung, risiko keterlibatan dalam geng bisa ditekan,” tambah Dr. Rudi.

Dengan pendekatan menyeluruh—mulai dari keluarga, sekolah, komunitas, hingga aparat penegak hukum—diharapkan fenomena geng remaja dapat ditekan. Memberikan teladan positif dan ruang berkembang yang sehat adalah langkah nyata untuk melindungi masa depan generasi muda Indonesia.

Website |  + posts

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *